Tuesday 11 November 2025 - 19:44
Gaza, Cermin Kejahatan Hiroshima dan Nagasaki di Era Modern

Hawzah/ Hujjatul Islam wal Muslimin Sayyid Sajid Ali Naqvi, dalam sebuah pernyataan, memperingatkan bahwa jika dahulu Hiroshima dan Nagasaki menjadi korban ilmu tanpa moral, maka hari ini Gaza adalah pengulangan tragedi yang sama di zaman kita.

Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Sayyid Sajid Ali Naqvi, Ketua Dewan Ulama Syiah Pakistan, dalam pesannya memperingati Hari Ilmu untuk Perdamaian dan Pembangunan, menyoroti penyalahgunaan ilmu dan teknologi oleh kekuatan kolonial. Ia menegaskan: Jika dahulu kota Hiroshima dan Nagasaki menjadi sasaran senjata mematikan dan laboratorium kekuatan hegemonik, maka hari ini Gaza telah berubah menjadi panggung uji coba kejahatan dan alat pemusnah mereka.

Beliau menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan ibarat pisau bedah, jika berada di tangan seorang dokter, ia menjadi sumber kebaikan dan penyelamat manusia. Namun, jika jatuh ke tangan para penjahat dan kaum arogan, ia berubah menjadi alat kehancuran dan penindasan. Ia menambahkan: Dunia saat ini pun tengah berada dalam kondisi serupa. Ironisnya, ilmu yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan, kenyamanan, dan kemajuan umat manusia, justru dimanfaatkan untuk menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.

Ia menyebut kolonialisme dan Zionisme kriminal sebagai musuh nyata umat manusia yang telah berulang kali disebut dalam teks-teks agama dan sejarah. Menurutnya, mereka terus melanjutkan jalan penindasan dan pertumpahan darah, serta menggunakan ilmu dan teknologi untuk memperluas ketidakadilan dan kehancuran.

Ulama terkemuka asal Pakistan ini menekankan peran konstruktif ilmu dalam kemajuan umat manusia. Ia berkata: Tak diragukan lagi, ilmu dan teknologi telah memperdalam pemahaman manusia tentang alam semesta dan menyediakan solusi efektif bagi berbagai persoalan kehidupan. Namun di sisi lain, ilmu yang sama telah berubah menjadi senjata mematikan di tangan kekuatan kolonial untuk membinasakan manusia. Jika dahulu tragedi Hiroshima dan Nagasaki menjadi simbol penyimpangan tersebut, maka hari ini Gaza adalah korban baru dan laboratorium generasi terbaru senjata-senjata itu.

Dengan nada penuh keprihatinan, ia menambahkan: Hari ini, dunia merayakan "Hari Ilmu untuk Perdamaian dan Pembangunan", sementara di Gaza, langit menghitam oleh api penindasan dan bom. Anak-anak dan perempuan tak berdosa meregang nyawa di bawah reruntuhan, dan bahkan bantuan kemanusiaan pun tak sampai ke tangan para tertindas karena dukungan terang-terangan kekuatan kolonial terhadap rezim Zionis. Kelaparan dan blokade telah berubah menjadi senjata melawan kemanusiaan.

Ketua Dewan Ulama Syiah Pakistan melanjutkan: Sungguh disayangkan, di dunia saat ini banyak perjanjian damai yang dibicarakan, namun dalam praktiknya, penindasan dan kegelapan tetap membayangi. Nama keadilan dan kemanusiaan pun hilang dalam hiruk-pikuk politik dan kepentingan kekuasaan.

Perlu diketahui bahwa setiap tahun pada tanggal 10 November, negara-negara di seluruh dunia memperingati Hari Ilmu untuk Perdamaian dan Pembangunan. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya ilmu pengetahuan, mendorong budaya riset dan penelitian, serta menegaskan peran fundamental ilmu dalam pembangunan berkelanjutan, perdamaian global, dan pelestarian lingkungan hidup.

Inisiatif ini pertama kali diusulkan oleh UNESCO pada tahun 2001, dan sejak tahun 2002 diperingati secara resmi di seluruh dunia.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha